Foto diduga Maharani atau Rani, mahasiswi yang ditangkap bersama Ahamad Fathanah, asisten Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA -
Kasus dugaan suap yang menyeret anggota DPR sekaligus Presiden Partai
Keadilan Sejahtera(PKS) Luthfi Hasan Ishaaq diwarnai kisah menghebohkan.
Orang dekatnya, Ahmad Fathanah sedang berduaan dengan wanita seksi di
kamar hotel saat ditangkap penyidik KPK. Tribunnews.com, satu dari
sedikit media, yang berhasil menemui Maharani Suciyono (19), mahasiswa
tersebut. Berikut ini kisahnya kami sajikan buat pembaca.
Maharani Suciyono (19 tahun), mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Jakarta masih terpukul. Ia merasa kesal dianggap menjual tubuh Rp 10 juta kepada Ahmad Fathanah, orang yang disebut-sebut orang dekatnya Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Ia tertangkap tangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang berada di kamar Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (29/1/2013) lalu.
Kini ia lebih banyak berdiam diri di kamarnya. Ibunda Rani, Engkun Kurniasih (52 tahun), saat ditemui Tribunnews.com di kediamannya di kawasan Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (1/2/2013) mengatakan keluarga belum banyak membicarakan kasus tersebut.
"Kakaknya saja tidak tahu. Kami sengaja tidak bicarakan, soalnya kakaknya temperamental," ujar Engkun.
Satu-satunya kakak Rani, bernama Anggi Kumartiyano Pratama (23), baru mengetahui soal adiknya saat didatangi wartawan. Anggi yang masih duduk di bangku kuliah itu kemudian terlibat cek-cok mulut dengan ibu.
Ketika ditemui, Rani, sapaan Maharani Suciyono (19 tahun), tampak masih agak lusuh. Hari itu sudah beranjak siang, saat ditemui sekitar pukul 09.30 WIB, namun ia baru saja bangun dari tidur.
Remaja berkulit kuning langsat ini masih mengenakan daster berwarna hitam, dengan belahan dada rendah. Sehelai jaket tipis mirip sweater, cardigans, abu-abu menempel di bagian atas dada Rani.
Rambutnya pun masih berantakan karena belum disisir, ia hanya menyanggul rambutnya. Mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi pada salah satu universitas di Jakarta Selatan itu bersedia diwawancarai, dan menuturkan kisahnya. Kepada Tribunnews.com, ia mengaku kecewa karena dianggap sebagai perempuan nakal.
Hanya karena tertangkap petugas KPK saat berduaan dengan seorang laki-laki beristri yang umurnya jauh lebih tua, Ahmad Fathanah di Hotel Le Meridien
Rani itu menyebutkan salah satu cemoohan yang sempat sampai di telinganya, salah satunya adalah saat ia baru saja keluar dari gedung KPK di Jakarta Selatan pada Rabu lalu (30/1), di mana banyak wartawan sudah menghadangnya. "Ada yang tanya, Rani... Rani, namanya Maharani kan? Anak kampus ya? (Tarifnya) sepuluh juta kan?" kata Rani dengan nada sangat kesal.
Pada penangkapan Ahmad di Hotel Le Meridien, salah satu barang bukti yang disita KPK adalah uang tunai senilai Rp 10 juta dari tas Rani. Bungsu dari dua bersaudara itu mengaku memang ia menerima uang itu dari Ahmad yang baru ia kenal saat itu.
Maharani Suciyono (19 tahun), mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Jakarta masih terpukul. Ia merasa kesal dianggap menjual tubuh Rp 10 juta kepada Ahmad Fathanah, orang yang disebut-sebut orang dekatnya Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Ia tertangkap tangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang berada di kamar Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (29/1/2013) lalu.
Kini ia lebih banyak berdiam diri di kamarnya. Ibunda Rani, Engkun Kurniasih (52 tahun), saat ditemui Tribunnews.com di kediamannya di kawasan Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (1/2/2013) mengatakan keluarga belum banyak membicarakan kasus tersebut.
"Kakaknya saja tidak tahu. Kami sengaja tidak bicarakan, soalnya kakaknya temperamental," ujar Engkun.
Satu-satunya kakak Rani, bernama Anggi Kumartiyano Pratama (23), baru mengetahui soal adiknya saat didatangi wartawan. Anggi yang masih duduk di bangku kuliah itu kemudian terlibat cek-cok mulut dengan ibu.
Ketika ditemui, Rani, sapaan Maharani Suciyono (19 tahun), tampak masih agak lusuh. Hari itu sudah beranjak siang, saat ditemui sekitar pukul 09.30 WIB, namun ia baru saja bangun dari tidur.
Remaja berkulit kuning langsat ini masih mengenakan daster berwarna hitam, dengan belahan dada rendah. Sehelai jaket tipis mirip sweater, cardigans, abu-abu menempel di bagian atas dada Rani.
Rambutnya pun masih berantakan karena belum disisir, ia hanya menyanggul rambutnya. Mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi pada salah satu universitas di Jakarta Selatan itu bersedia diwawancarai, dan menuturkan kisahnya. Kepada Tribunnews.com, ia mengaku kecewa karena dianggap sebagai perempuan nakal.
Hanya karena tertangkap petugas KPK saat berduaan dengan seorang laki-laki beristri yang umurnya jauh lebih tua, Ahmad Fathanah di Hotel Le Meridien
Rani itu menyebutkan salah satu cemoohan yang sempat sampai di telinganya, salah satunya adalah saat ia baru saja keluar dari gedung KPK di Jakarta Selatan pada Rabu lalu (30/1), di mana banyak wartawan sudah menghadangnya. "Ada yang tanya, Rani... Rani, namanya Maharani kan? Anak kampus ya? (Tarifnya) sepuluh juta kan?" kata Rani dengan nada sangat kesal.
Pada penangkapan Ahmad di Hotel Le Meridien, salah satu barang bukti yang disita KPK adalah uang tunai senilai Rp 10 juta dari tas Rani. Bungsu dari dua bersaudara itu mengaku memang ia menerima uang itu dari Ahmad yang baru ia kenal saat itu.
Editor : Robertus_Rimawan
Sumber : Tribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar