"Masa kanak-kanak adalah masa kritis seseorang di mana diet dan gaya hidupnya dapat berimplikasi langsung terhadap kesehatan dan kualitas hidup jangka panjang," kata Jianghong Liu, seorang peneliti dari University of Pennsylvania School of Nursing.
Tampaknya kebiasaan sarapan anak juga berkaitan erat dengan kualitas hidupnya kelak. Menurut penelitian yang dipimpin oleh Liu, kebiasaan sarapan anak berhubungan dengan IQ.
Para peneliti menganalisis data dari 1.269 anak berusia 6 tahun yang terlibat dalam studi China Jintan Child Cohort Study, terhadap kaitan antara kebiasaan sarapannya dengan kemampuan intelektualnya. Penelitian tersebut juga telah memperhitungkan faktor risiko untuk IQ rendah lainnya.
Hasilnya diketahui bahwa anak-anak yang secara teratur melewatkan sarapan memiliki skor IQ totalnya lebih rendah hingga sebesar 4,6 poin dibandingkan anak-anak yang rutin sarapan. Skor IQ kinerja antara anak-anak yang melewatkan sarapan adalah 2,50 poin lebih rendah, dan skor IQ verbalnya 5,58 poin lebih rendah.
Peneliti percaya bahwa sarapan sangat penting bagi anak-anak, yang otaknya masih akan melalui perkembangan kognitif. Otak akan lapar energi ketika bangun di pagi hari, karena semalaman perut tidak diisi makanan ketika tidur.
Sarapan dapat memasok bahan bakar penghasil energi yang dibutuhkan oleh otak. Selain itu, para peneliti menyarankan bahwa interaksi sosial yang anak terima dari makan sarapan bersama keluarga dapat mempromosikan perkembangan otak.
Mendengar percakapan orangtua yang positif secara teratur ketika sarapan dapat membantu anak-anak mengembangkan kosakatanya, belajar tentang pengetahuan umum, dan dapat berlatih memahami alur pembicaraan atau cerita.
"Sarapan yang teratur dengan makanan yang bergizi dapat meningkatkan IQ yang berpengaruh terhadap kesehatan fisik, mental serta kualitas hidup jangka panjang," jelas Liu, seperti dilansir Naturalnews, Jumat (15/2/2013).
Sarapan juga memiliki manfaat lain seperti mencegah kegemukan. Studi tahun 2012 menemukan bahwa anak yang melewatkan sarapan cenderung lebih gemuk karena lebih mungkin untuk mengonsumsi terlalu banyak makanan berkalori tinggi dan minuman ringan bergula saat makan siang di sekolah.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar